HOT MENJADI RUMAH

Posted by RUANG TULIS, Released on

Option
Option

NOVEL MENJADI RUMAH

Posted by RUANG TULIS, Released on

Option
Option



 “Rumah bukan hanya sekedar tempat, tapi jiwa yang bersedia pulang dan dipulangi”


Kehidupan mulai menata dirinya sendiri. Aku tak lagi hidup sekadar untuk bertahan, tapi mulai belajar menciptakan kenyamanan, membangun tempatku sendiri untuk menetap—secara lahir dan batin.

Sore-sore sepulang kerja, aku sering duduk di balkon apartemen kecilku. Menatap langit senja sambil menyeruput kopi, dan memutar ulang segala peristiwa dalam kepala. Aku merasa lebih tenang, lebih utuh. Tapi tetap, ada sesuatu yang kosong. Mungkin... karena belum ada yang bisa kusebut "rumah" sepenuhnya.

Lalu, aku bertemu dia.

Namanya Aira. Seorang rekan yang awalnya hanya kuanggap teman diskusi proyek. Cerdas, tenang, dan punya tawa yang hangat. Kami tak pernah saling terburu-buru. Semuanya tumbuh perlahan—dari percakapan ringan di ruang makan kantor, hingga tawa yang mengiringi langkah kami pulang.

Aira tidak bertanya tentang masa laluku. Tapi ia mendengarkan saat aku mulai bercerita. Ia tak menghakimi, tak memberi saran yang berlebihan. Hanya menjadi hadir. Dan untukku, itu sudah cukup.

"Kamu bukan nestapa lagi," katanya suatu malam saat kami berjalan di taman kota. "Kamu sudah menjadi pelangi setelah badai."

Kalimat itu menancap dalam. Bukan karena puitisnya, tapi karena aku percaya itu datang dari tempat yang tulus. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa cukup. Bukan karena pencapaian, bukan karena kekayaan. Tapi karena aku diterima.

Beberapa bulan kemudian, aku memberanikan diri melamar Aira. Bukan dengan janji harta atau rumah megah. Tapi dengan janji untuk saling menguatkan.

Pernikahan kami sederhana. Di hadapan ibu, ayah yang kini sudah mulai sehat kembali, dan beberapa sahabat terdekat, kami mengikat janji. Dan saat kutatap wajah Aira di pelaminan itu, aku tahu—aku tak lagi hanya mencari rumah. Aku telah menjadi rumah bagi orang lain.



Support aku dengan download Novel Lengkap pada link berikut

https://lynk.id/dhebzky/zwk03eyv08jr



 “Rumah bukan hanya sekedar tempat, tapi jiwa yang bersedia pulang dan dipulangi”


Kehidupan mulai menata dirinya sendiri. Aku tak lagi hidup sekadar untuk bertahan, tapi mulai belajar menciptakan kenyamanan, membangun tempatku sendiri untuk menetap—secara lahir dan batin.

Sore-sore sepulang kerja, aku sering duduk di balkon apartemen kecilku. Menatap langit senja sambil menyeruput kopi, dan memutar ulang segala peristiwa dalam kepala. Aku merasa lebih tenang, lebih utuh. Tapi tetap, ada sesuatu yang kosong. Mungkin... karena belum ada yang bisa kusebut "rumah" sepenuhnya.

Lalu, aku bertemu dia.

Namanya Aira. Seorang rekan yang awalnya hanya kuanggap teman diskusi proyek. Cerdas, tenang, dan punya tawa yang hangat. Kami tak pernah saling terburu-buru. Semuanya tumbuh perlahan—dari percakapan ringan di ruang makan kantor, hingga tawa yang mengiringi langkah kami pulang.

Aira tidak bertanya tentang masa laluku. Tapi ia mendengarkan saat aku mulai bercerita. Ia tak menghakimi, tak memberi saran yang berlebihan. Hanya menjadi hadir. Dan untukku, itu sudah cukup.

"Kamu bukan nestapa lagi," katanya suatu malam saat kami berjalan di taman kota. "Kamu sudah menjadi pelangi setelah badai."

Kalimat itu menancap dalam. Bukan karena puitisnya, tapi karena aku percaya itu datang dari tempat yang tulus. Untuk pertama kalinya dalam hidupku, aku merasa cukup. Bukan karena pencapaian, bukan karena kekayaan. Tapi karena aku diterima.

Beberapa bulan kemudian, aku memberanikan diri melamar Aira. Bukan dengan janji harta atau rumah megah. Tapi dengan janji untuk saling menguatkan.

Pernikahan kami sederhana. Di hadapan ibu, ayah yang kini sudah mulai sehat kembali, dan beberapa sahabat terdekat, kami mengikat janji. Dan saat kutatap wajah Aira di pelaminan itu, aku tahu—aku tak lagi hanya mencari rumah. Aku telah menjadi rumah bagi orang lain.



Support aku dengan download Novel Lengkap pada link berikut

https://lynk.id/dhebzky/zwk03eyv08jr

Komentar

Komentar

Options

Not work with dark mode
Reset