“Dalam kesederhanaan senyum, hadir harapan yang perlahan menggoyahkan tembok luka”
Hujan turun seperti sedang menghapus suara-suara kota. Di sudut jalan yang setengah sepi itu, aku berhenti di depan toko roti yang temaram. Namanya “Pagi dan Kenangan”—nama yang membuatku berhenti sejenak, seperti ada sesuatu yang ingin kuingat tapi tak bisa kusebut.
Dari balik kaca jendela yang dipenuhi embun, tampak seorang perempuan berdiri di balik etalase. Ia tidak sibuk seperti pelayan toko biasanya. Geraknya tenang, wajahnya teduh seperti seseorang yang sudah lama berdamai dengan dunia yang ribut. Aku masuk tanpa rencana, hanya ingin sedikit hangat dan mungkin seteguk teh.
“Ada yang bisa kubantu?” tanyanya sambil tersenyum.
Senyumnya tidak mewah, tapi dalam. Senyum yang tidak dipelajari, tapi tumbuh dari luka yang pernah sembuh.
Aku hanya menunjuk sepotong roti manis di rak. Tanganku sedikit gemetar, entah karena udara dingin atau karena ada sesuatu dalam dirinya yang membuatku ragu bicara terlalu banyak.
“Dari luar, kau terlihat seperti seseorang yang kehabisan arah,” katanya, seperti membaca isi dadaku.
Aku tertawa kecil. “Kau selalu sejujur ini pada pelanggan?”
“Kadang-kadang,” jawabnya. “Tapi hanya kalau mereka membawa hujan di bahu mereka.”
Namanya Aira. Aku mengetahuinya setelah beberapa kunjungan berikutnya. Dan anehnya, aku terus kembali—bukan karena rotinya yang enak (meski memang enak), tapi karena suaranya yang tenang, caranya menatap dunia tanpa ingin menguasainya.
Yang tidak kuketahui, Aira bukan hanya pelayan toko. Ia pemiliknya.
Aira, adalah keluarga ningrat yang melilih jalan lain agar tidak selalu membenani keluarga besarnya, dia adalah seorang yang mandiri dan penuh dengan pandangan yang optimis.
tak banyak yang ku tahu tentang kehidupan keluarganya saat itu yang aku tahu hanya kemandiriannya dan senyumnya yang selalu hangat menyapa.
Toko roti Itu salah satu cabang dari usaha yang terafiliasi dengan usaha keluarga besarnya. Tapi ia memilih berdiri sendiri, menyembunyikan nama keluarganya seperti rahasia yang harus dijaga.
dia juga tidak banyak bercerita tentang keluarga besarnya, dan akupun enggan bertanya. aku tidak tahu rahasia besar yang dia jaga untuk apa.
apalah aku. si perantau dari sumatera tak pernah tahu apa-apa. Bagiku, ia hanya Aira—perempuan yang membuat kota asing ini terasa sedikit lebih seperti rumah.
hari demi hari aku selalu mampir untuk berhenti sejenak untuk sekedar menatapnya, dan tatapan ku selalu dibalasnya.
suatu sore aku kembali mampir dengan mantel basah sepulangku bekerja mengantarkan barang dari toko ke toko. penghasilanku hari ini tidaklah seberapa, namun sudah menjadi kewajiban rasanya bagiku untuk singgah di toko roti aira. apakah ini pertanda singgah untuk menetap.? entahlah aku belum berani membayangkan.
“kenapa kau begitu lusuh sore ini.?”
tanya aira melemparkan candaan seperti hari-hari biasanya..
“mungkin karena rindu belum menatapmu seharian ini” jawabku sembari menatap teh yang sudah disodorkan aira.
“hmm gombalan mu tidak mempan untukku”, kau pikir aku tidak rindu”.? kelakarnya,
aku dan aira memang sudah se akrab itu, meski hanya bercerita tentang pengalamanku sehari-hari, kesulitan yang ku hadapi di perjalanan selama perjalanan, bercerita tentang ide resep roti dan kue. serta candaan garing yang selalu ia lontarkan.
sore ini terasa hangat, ditemani senyum aira yang selalu membuatku semangat, meskipun isi dompetku telah terkuras untuk sepotong roti dan segelas teh hangat buatan aira.
sore itu aku pulang ke kontrakan dengan wajah yang cukup tenang karena senyum aira yang selalu terbayang. sambil memikirkan perkataan yang dia lontarkan tadi.?
apakah benar dia juga merindukan aku.? ah mungkin itu hanya candaan saja, namun cukplah untuk memulihkan semangatku. dan menjadikan alasan bahwa kota layak untuk ku jadikan Rumah karena aira adalah sebuah alasan.
malam itu aku masih belum tenang, karena penghasilanku tidak lah tetap, aku masih sedang membutuhkan pekerjaan lain dengan penghasilan yang lebih, agar aku bisa bertahan lebih lama di kota ini. meskipun aira sudah menjadi alasan utama untukku tetap tinggal di kota ini.
Support aku dengan download Novel Lengkap pada link berikut:
Komentar
Posting Komentar